Rabu, 12 Mei 2010

PENYEBAB LEMAHNYA IMAN..

PENYEBAB LEMAHNYA IMAN..

Oleh : Ust.Zulkifli M.Ali, Lc. MA

Kadangkala ada saat dimana kita melakukan shalat tidak dalam kekhusu’an, bahkan bisa terjadi dalam waktu yang lama. Kemudian kita merasa dan mulai lengah dalam menjaga waktu shalat, biasanya shalat dilakukan secara berjamaah pada awal waktu berangsur-angsur mulai dilakukan sendirian dan dilakukan pada akhir-akhir waktu. Sebelumnya kita biasa melakukan hal yang makhruh dan melakukan dosa-dosa kecil namun pada saat-saat tertentu tanpa kita sadaripun telah melakukan dosa-dosa besar dan dosa yang kita lakukan itupun tidak ada rasa penyesalan dan rasa bersalah dihadapan Allah. Pada saat sebelumnya kita terbiasa dengan pengajian dan majelis ilmu namun pada suatu ketika kita tidak lagi merasa perlu untuk menambah ilmu dan mendengar siraman rohani. Hari demi hari kita terjerumus kedalam lingkungan pergaulan yang rusak dan tidak lagi religious, padahal sebelumnya kita terbiasa hidup dan bergaul dalam jamaah sesama muslimin. Ini terus berlanjut dan terjadi tanpa kita sadari. Kelalaian-kelalaian tersebut kita jalani dan tidak disadari sebenarnya kita telah mengalami probelamatika iman dan melemahnya iman dalam hati ini.
Dari setiap perbuatan yang telah disebutkan tadi menunjukan adanya indikasi melemahnya iman dari dalam diri kita, sehingga tidak menimbulkan ghairah dan semangat dalam melakukan dan melaksanakan ibadah kepada Allah. Jika kondisi dan situasi seperti ini terus kita biarkan maka kemungkinan besar maka hidup ini akan jauh dari agama dan suatu pertanda bahwa kemunafikan itu mulai tertanam dalam diri kita…. Naudzubillah.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah
Iman itu dapat kita contohkan seperti tubuh manusia. Tubuh ini dapat lemah dan kadangkala kala kuat. Tentu ini ada penyebabnya.. kapan tubuh ini akan kuat ?. apabila tubuh ini diisi dengan makanan yang bergizi dan cukup vitamin serta melakukannya secara teratur dan kontiniu maka sudah pantas rasanya tubuh itu menjadi kuat dan tegar. Tapi apabila tubuh ini tidak mendapatkan gizi yang cukup, asupan vitaminnya kuran, suplemen tubuh yang tidak ada, olah raga juga nihil, maka tidak tertutup kemungkinan tubuh ini menjadi lemah dan sering mendapatkan penyakit.

Jika iman ini sudah lemah maka akan banyak timbul penyakit hati pada diri kita, jika iman sudah lemah maka kita akan merasa penyakit jiwa yang membuat kita menjadi tidak tenang, stress, selalu berada dalam tekanan, selalu merasa khawatir, selalu dalam kecemasan dan ketakutan yang berlebihan. Untuk itu marilah kita jaga kondisi kita agar tetap berada dalam keistiqomahan dan kondisi iman yang stabil.
Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah
Apa saja faktor yang menjadi penyebab iman ini menjadi lemah, apa saja penyebab iman ini mengalami kemerosotan sehingga menjadi alas an bagi munculnya penyakit hati dan penyakit jiwa tersebut. Pada kesempatan kali ini akan kita uraikan satu persatu factor penyebab melemahnya iman.

1. Jauh dari lingkungan Islami dalam waktu yang lama 

Lingkungan islami yang dimaksud adalah lingkungan teman-teman yang biasa dengan pembicaraan agama, lingkungan yang terbiasa dengan kebiasaan mendengar pengajian, serta lingkungan yang biasa dengan kegiatan dakwah dan sosial. Apabila kita jauh dari lingkungan tersebut maka akan sangat berpengaruh kepada iman dan ini menjadi penyebab lemahnya iman itu.
Salah seorang ulama mengatakan bahwa “ikhwan-ikhwan kami yang biasa memakmurkan mesjid bersama-sama, mendengar dan mengikuti pengajian bersama-sama, selalu bercerita tentang agama lebih mulia dan lebih mahal harganya dibandingkan dengan keluarga-keluarga kami, karena ikhwan-ikhwan tersebut selalu dan senantiasa menanyakan bagaimana ibadah kami, bagaimana iman kami, bagaimana persipan hari akhirat kami, dan selalu mengingatkan kami apabila lupa dan lalai dalam ibadah yang kami lakukan. Sementara keluarga kami lebih dominan mempertanyakan tentang dunia, bagaiamana usaha dan kerja kami, bagaimana harta kami, bagaimana anak dan istri kami, dan langka sekali mereka mempertanyakan agama kami, ibadah kami, akhirat kami.

Makanya orang-orang shaleh dahulu menganggap bahwa ikhwan yang selalu mengingatkan kepada dengan kehidupan akhirat, jauh lebih berharga dari pada keluarga-keluarga yang hanya peduli dengan kehidupan dunia ini. Untuk itu marilah kita jaga kondisi dimana agar selalu berada dalam lingkungan jamaah sehingga dapat menjaga keimanan ini selalu dalam kondisi yang stabil.

Ma’asyiral muslim yang dirahmati Allah
Faktor penyebab lemahnya iman yang kedua adalah

2. JAUH DARI MAJELIS-MAJELIS ILMU DALAM WAKTU YANG LAMA

Apabila kita jauh dari majelis syar’I yang didalamnya mengajarkan ilmu dan mentilawahkan ayat-ayat Allah dalam rentang waktu yang cukup lama maka ini juga bisa menjadi penyebab lemahnya iman seseorang. Dengan jauhnya dari majelis ilmu maka pasti iman ini akan mengalami degradasi, akan mengalami kemunduran dan akan terkikis secara perlahan-lahan. Siapapun kita membutuhkan cas untuk menambah keimanan dan cas iman itu adalah ilmu.
Majelis ilmu adalah seseuatu yang tidak dapat ditinggalkan bahkan tidak boleh untuk dihindarkan. Nabi shalallahualaihhi wasalam mengatakan bahwa setidak-tidaknya setiap muslim dalam satu minggu itu wajib mendengarkan pengajian ayat-ayat Allah minimal satu kali. Waktu yang dianjurkan oleh nabi adalah pada hari kamis pada malam jumat. Namun yang dianjurkan adalah pengajian yang bisa membangkitkan ghirah dan semangat dalam beragama dan beribadah. Tidak seperti Ta’lim kebanyakan yang ada sekarang yang menguraikan panjang lebar masalah agama dan hanya menambahkan pengetahuan dan ilmu bagi yang mendengarkannya.
Apabila keadaan ini dibiarkan bahkan lebih dari satu minggu akan menyebabkan lemahnya iman kita. Bila iman yang semakin hari semakin lemah tetap terus dibiarkan maka mempunyai efek yang sangat fatal terhadap ibadah dan amalan kita. Mula-mula ada rasa malas dalam melakukan ibadah, kemudian perlahan-lahan mulai mengurangi kadar ibadah, kemudian meninggalkan ibadah itu sendiri. Bukan keadaan ini sangat membahayakan kita semua, bukankah keadaan seperti akan menjauhkan kita dari amalan kebajikan, bukankah ini menjadi penyebab kita jauh dari amalan-amalan pahala. Lemahnya iman ini juga memancing kita untuk melalukan dosa-dosa kecil, setelah terbiasa dengan dosa-dosa kecil maka kita akan dipancing dan dibisikan oleh Syetan untuk melakukan perbuatan dosa-dosa besar…naudzubillah
Faktor berikutnya yang menjadi penyebab lemahnya Iman adalah

3. TIDAK MENDAPATKAN PANDUAN DAN TIDAK MENDAPATKAN CONTOH YANG SHAHIH

Tidak adanya teladan yang benar sebagai panduan dalam menjalankan, tidak adanya contoh orang yang berakhlak benar dalam beribadah, tidak ada panduan orang yang bagus dalam akhlaknya seperti ulama-ulama, ustadz-ustadz dan pemuka-pemuka agama lainnya. Namun yang jadi permasalah pada saat ini adalah bahwa sangat jarang sekali dan langka orang yang seperti itu sekarang ini, jarang kita jumpai orang yang ilmu banyak, akhlaknya mulia, ibadahnya gak pernah ketinggalan, puasanya rutin dan sebagainya..sangat jarang sekali kita jumpai orang seperti…. Lalu bagaimana solusinya ?... sekarang ini zaman sudah makin maju, apapun yang kita butuhkan bisa didapat. Jika memang tidak ada contoh secara riil yang menjadi panduan kita maka kita mengacu kepada Rasulullah. Rasulullah saw adalah Contoh terbaik di muka bumi sepanjang masa, kita bisa temukan sirah dan sejarah hidup beliau baik melalui buku, majalah, tabloid, bahkan di internetpun sudah bertebaran kisah-kisah dan sejarah perjalanan hidup Rasulullah shalallahu alaihi wasalam. Namun demikian tidak hanya itu saja, perjalanan dan sejarah hidup para sahabat-sahabat yang mulia, sejarah dan perjuangan hidup para ulama shalafus shaleh juga dapat dijadikan sebagai panduan.
Alangkah baiknya kita membaca kisah-kisah sejarah para Rasul, sahabat dan ulama-ulama shalaf karena itu semua dapat membangkitkan semangat dan ghirah kita, dengan membaca sejarah tersebut maka akan dapat menambah keimanan kita, dengan membaca sejarah tersebut maka kita akan terhindar dari degradasi dan pengikisan iman.

Sekali-kali janganlah kita mencari kelemahan dan mencari alasan untuk tidak melakukan dan mencontoh akhlak yang baik… kadang banyak diantara kita yang berkata…” bagaimana kita mau berakhlak sementara ulama kita, ustadz, pemuka agama kita seperti itu. Ini adalah salah satu jebakan syaitan dalam mengalahkan kita untuk berbuat amal kebajikan. Maka dari itu jauhilah prasangka-prasangka seperti itu, jauhilan pandangan-pandangan yang membuat kita membatalkan niat bahkan membatalkan untuk berbuat amal kebajikan.

4. TENGGELAM DALAM MENGURUSI DUNIA, MENGURUS KELUARGA, DAN MENGURUSI USAHA DAN HARTANYA.

Siapa yang habis semua waktunya hanya untuk mengurus dunianya itu maka sudah dapat dipastikan bahwa imannya akan mengalami lemah dan mengalami kemerosotan.

Dalam surat Ali Imran ayat 14 Allah berfirman
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)”.
Kecintaan seperti itu adalah sesuatu yang normal dan wajar. Namun apabila kita terjebak sepenuhnya terhadap kecintaan kepada dunia tersebut maka kita akan jauh dari kegiatan-kegiatan ibadah, kita akan mengalami iman yang gersang, kita akan mengalami kegoncangan dan ketidakstabilan iman, dan kita akan tenggelam dalam kekeringan iman.

Kaum muslimin….ketahuilah
Tidak sedikit orang meninggalkan shalat berjamaan, hanya karena sibuk untuk mengurus barang dagangannya, tidak sedikit orang yang meninggalkan majelis ta’lim hanya karena mengurusi keluarga dan anak-anaknya, berapa banyak orang yang terhanyut dalam aktivitas kantornya, disibukan dengan kegiatan bisnisnya namun mereka mengalami krisis iman yang membuat hidupnya jauh dari ketenangan. Bahkan Banyak orang meninggalkan agamanya hanya karena kekurangan harta, mereka menjual agamanya hanya karena diberi harta… naudzubillah

Ketahuilah bahwa istri dan anak-anak kamu harta-harta kamu, pekerjaan-pekerjaan kamu adalah fitnah untuk kamu.

banyak kita lihat hanya karena anak, orang tua berjuang mati-matian mencari nafkah agar anaknya dapat mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Hanya karena istri, sang suami rela menghabiskan waktu dengan usaha dan pekerjaan agar dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan istrinya. Hanya karena harta, mereka terkuras habis-habisan untuk melakukan kesibukan dengan tujuan bahwa dengan banyaknya harta itu maka mereka akan merasa tenang dan bahagia. Tapi sangat disayangkan sekali, mereka terlepas dari agama yang akan menjadikan mereka itu sebenarnya mendapatkan kenyaman dan ketentraman dalam hidup.
5.